Sekilas pertanyaan ini mudah untuk di jawab, tentu saja kebanyakan dari kita dengan mudahnya bilang “ya jelas cita-cita dulu lah” . tapi coba tanyakan ini pada gadis berusia 23 tahun, anak tunggal dan sedang tidak bekerja.
Emm.. kita satukan pemahaman dahulu. Cinta kali ini maksudnya cinta kepada orang lain, lawan jenis dan bukan diri sendiri pun keluarga. Yaaaa ngertilah kan
Oke balik lagi,
Tentu bagi gadis tadi akan sangat berat menentukan pilihan diantara dua pilihan itu. Dan menurut saya, gadis itu akan lebih cenderung untuk memilih cinta.
Entah kita sepakat atau tidak, tapi gadis yang memasuki usia 20+ apalagi anak tunggal dan sedang tidak berkarir. Tentu punya tekanan dari lingkungan, dari teman-teman sekolah yang satu persatu menikah juga dihantam pertanyaan-pertanyaan “kapan nikah?” serta dari keluarga yang mulai ngodein. Berat, tentu berat
Lalu bagaimana dirimu? Coba tanyakan sekali lagi, tanyakan pada diri sendiri
Dahulukan Cita-cita atau Cinta ?
Aku pribadi sudah menjawab pertanyaan ini 2 tahun lalu
Sejak hari pertama memasuki usia 20 tahun, jawabanku tentu saja Cita-cita lebih dahulu.
Tapi kenapa?
Karena ; Aku anak laki-laki pertama. masih 20 tahun (saat itu), masih sekolah, belum siap baik secara mental maupun finansial, dan terakhir tentu saja belum ketemu yang cocok wqwqwq
Baik, kita bahas satu persatu
Anak laki-laki pertama, dari lima bersaudara.
Yaaa walaupun aku anak pertama di keluarga kecil kami, tapi aku sama sekali tidak ditekan untuk menikah lebih dulu, aku malah ditekan untuk menyelesaikan kuliah lalu memiliki perkerjaan yang mapan.. yaaa tujuannya tentu sebagai contoh baik untuk 4 biji adek-adek aku.. so far, aku tidak keberatan dan itu bukan masalah. Kemudian
Masih 20 tahun, emmm.. oke sekarang udah 22 tahun dan rasanya sama saja
Yaaa usia segini seharusnya jadi waktu paling produktif untuk seorang anak laki-laki untuk menghasilkan karya-karya atau merealisasikan kreatifitas dan ide-ide yang sedang meledak-ledak di kepala mereka. Dan tentu ide-ide serta kreatifitas itu akan sangat terganggu jika fikiran mereka juga dimasuki tekanan-tekanan lain seperti mikir cari nafkah anak istri bagi yang sudah menikah.
Belum Siap baik secara mental maupun finansial
Yaaa ini udah jelas yekan, dari umur udah kelihatan kalau aku belum siap mental bercinta (baca : menjalin hubungan seperti pacaran dll) apalagi untuk membangun keluarga, big no !
Kalau finansial ? hohoho jelas, lahir dari keluarga kecil sederhana, mana ada modal aku buat pacaran apalagi nikah yekan wqwqwq
Yeh bicara soal kesiapan, ini bakal betul-betul aku persiapkan untuk nikah dan bangun keluarga nantinya (oiya maap bun aku anti pacarana-pacaran club).
“Banyak yang menjalin hubungan hanya karena kesepian, bukan kesiapan”
Yeeee tak mungkinlah nikah yang sakral, yang kalo bisa sekali seumur hidup tapi dijalani dengan main-main, ngasal. Gileeee
Selain mental, finansial atau keuangan juga penting menurutku, yaaa bukan karna cinta duniawi tapi realistis sajalah, mana ada sekarang urusan yang tidak pakai uang. Mau kencing aja bayar dua ribu, apalagi bangun keluarga. Yekan ? next !
Belum ketemu yang cocok, dan ini alasan terakhir.
Menurut aku untuk urusan seperti ini, kita harus selektif memilih pasangan.
Yaiyalah, wong mau beli sendal jepit 10ribuan aja milih ukuran yang pas, merk swallow atau bukan, warnanya ijo kuning apa biru.
Masaaa, milih pasangan, pilihnya ngasal. Gileeee, nge-Gatcha istri boss ? (dikira xiaomi elah)
Simpulan dari cerita ini adalah
Yak simpulkan sendiri, aku ngantuk dan besok kerja.. lanjut kapan-kapan ah daaaaahhh